Rabu, 16 November 2011

Angin rebut di redakan         
Markus 8: 18, 23-27

Ayat 23 melanjutkan ajakan Tuhan Yesus kepada murid-murid untuk bertolak menyeberangi danau Galilea (ayat 18). Namun, di tengah danau Galilea, perahu mereka terjebak angin ribut (badai) yang besar.  Kata angin rebut yang di pakai oleh matius dari bahasa aslinya itu adalah Seismos dan kata ini merupakan akar kata seismologi yaitu ilmu yang mempelajari tentang gempa bumi.  Jadi seismos artinya gempa bumi  yang terjadi di laut (tsunami).
Apabila kita melihat Perjanjian Lama, orang Israel percaya bahwa laut seringkali disebut sebagai simbol dari kekuatan yang besar / dahsyat, sekaligus kekuatan dari kegelapan. Apapun yang kita lempar ke dalam laut pasti hilang, lenyap, tenggelam sebesar apapun benda itu. (Ex Video tsunami)
Ketika Musa dikejar oleh tentara Mesir, dia diperhadapkan oleh dua masalah: di depannya ada laut Merah dan di belakangnya tentara Mesir. Tuhan memerintahkan Musa untuk memukul tongkatnya ke laut. Dan ketika Musa memukul tongkatnya, terbelahlah laut; ini menjadi simbol bahwa Allah Yahweh, Allah yang disembah oleh orang Israel, adalah Allah yang jauh lebih besar daripada kekuatan  laut yang besar, yang dashyat dari pada kekuatan kegelapan.  Lautpun terbelah, menyatakan kekuatan jahat dikalahkan.
dalam perikop ini, ada kata 'perahu'. Perahu adalah lambang kekristenan. Kalau saudara lihat gerakan Oikumene, lambangnya adalah perahu dengan salib dia atas laut. Itu lambang kehidupan Kristen yang sedang mengiring Yesus pada lautan dunia ini. Tetapi, perahu juga lambang dari rumah tangga, perahu juga lambang dari bahtera.
Hari ini kita akan belajar bukan saja tentang kebesaran Tuhan yang didemonstrasikan melalui peristiwa ditenangkannya angin dan badai, tetapi juga dampaknya bagi hidup kita.

Pertama. Ayat 18 & 23
Yesus yang mengajak. “Marilah kita bertolak ke seberang” (ayat 18).
"marilah kita bertolak ke seberang," maka hal itu pun PASTI AKAN TERGENAPI karena itu adalah perkataan Yesus sendiri. Apapun yang akan terjadi pasti mereka akan sampai keseberang. Karena tidak ada perkataan Allah yang tidak di genapi Allah kita adalah ya dan Amin. "DIA adalah YANG TELAH ADA, YANG ADA, dan YANG AKAN ADA," dan "HIKMAT NYA TAK TERSELAMI" dan "DIA ADALAH YANG AWAL DAN YANG AKHIR," dll.

“Marilah kita bertolak ke seberang”  Ini adalah ajakan Tuhan Yesus kepada murid-muridNya. Dan murid-murid-Nya naik ke perahu untuk mengikuti-Nya. Akan tetapi setelah naik perahu mengikuti Dia, tiba-tiba mereka masuk dalam kesulitan besar. Di sini kita perlu menyadari bahwa ketika kita mengikuti Yesus, sangat mungkin kita akan menghadapi banyak kesulitan, tantangan dan penderitaan. Ada banyak ajaran2 yang memberitakan bahwa ikut Tuhan itu selalu lancar, aman dan di berkati. Belum tentu saudara II Timotius 3:12 menyatakan “Setiap orang yang mau hidup beribadah  di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya.” Pada bagian ini, murid-murid mengikuti Tuhan dan mereka mengalami kesulitan yang begitu besar. Begitu besar nya kesulitan mereka sampai mereka sadar bahwa kesulitan ini tidak bisa mereka tanggung dengan kekuatan mereka sendiri.
Lebih lagi, pengalaman ini juga merupakan suatu hal yang memalukan mengingat sebagian dari mereka  yaitu murid2 Yesus adalah nelayan, seperti Petrus dan Andreas. Mereka paham sekali dengan keadaan danau Galilea dan seringkali menghadapi badai. Mereka seharusnya bisa dan biasa menghadapi badai. Tetapi kenyataannya badai yang mereka hadapi kali ini begitu besar sehingga mereka harus berteriak “Tuhan, tolonglah, kita binasa” (ayat 25).

Dalam kehidupan kekristenan kita terkadang  tidak berdaya di dalam menghadapi badai yang menerpa hidup kita, mungkin kita sudah berusaha dengan segala kekuatan kita, dengan segala kemampuan kita atau dengan segala harta benda kita dan kita sudah sampai pada satu titik di mana kita tidak bisa melakukan apa-apa hanya bisa berserah kepada Tuhan dan berkata Tuhan tolonglah kami.

Baik buruknya hidup kita, tergantung pada bagaimana kita memosisikan Yesus. Kalau kita menganggap Yesus sebagai satu pribadi yang tidak terlalu penting, maka kita bisa menempatkan-Nya tidak di posisi utama. Bisa nomor dua atau nomor tiga, tergantung kita.

Akan tetapi, ketika kita menempatkan Dia tidak di posisi utama, kita pasti berhadapan dengan banyak masalah yang tak terselesaikan.
Tetapi sebaliknya jika kita menempatkan Dia di posisi utama maka sebesar apapun masalah kita, seberat apapun pergumulangan kita Bersama dengan Tuhan Yesus kita dapat menyelesaikannya.  (Mazmur 34:20)

Ayat 23 (kelanjutan dari ayat yg ke 18) dikatakan,  lalu Yesus naik ke dalam perahu dan murid-murid-Nyapun mengikuti-Nya. Yesus dulu, baru murid-murid-Nya. Yesus yang masuk dahulu ke perahu, baru murid-murid-Nya.

Dalam kehidupan kekristenan kita, haruslah kita mendahulukan Yesus. Bisa bilang amin ? Kalau Yesus didahulukan, maka segala sesuatu akan berjalan dengan baik. Kalau Tuhan didahulukan, segala sesuatu berjalan dengan sempurna walaupun itu ada di tengah badai (lagu penyertaanmu sempurna). Tuhan Yesus berkata, "Carilah dahulu Kerajaan Sorga serta kebenarannya, maka segala sesuatu itu akan ditambahkan kepadamu." Yesus masuk ke dalam perahu, baru murid-murid-Nya. Artinya apa Kita harus bisa mengikuti keteladanan yang Tuhan berikan kepada kita baik itu tentang kebenarannya maupun tentang penderitaanNya. Percayalah Tuhan pasti sanggup menolong kita.

Kedua, Ayat 24-25
Ayat 24, sekonyong-konyong. Sekonyong-konyong adalah ayat pendidikan bagi orang Kristen atau murid Yesus. Pencobaan atau angin ribut selalu datang tiba-tiba. Selalu datang sekonyong-konyong. Dia tidak memberikan amaran. Dia tidak meminta ijin. Dia tidak pernah kirim sms. Pencobaan tidak pernah ketuk pintu, pencobaan tidak pernah kulo nuwun, percobaan tidak pernah permisi, percobaan tidak pernah kata sepada. Dia datang sekonyong-konyong.

kita bisa bertanya, “Mengapa Tuhan mengijinkan badai yang besar terjadi dalam hidup kita?
1.        II Korintus 1:8b-9 mengajarkan bahwa Tuhan mengijinkan badai yang besar supaya kita tidak bergantung kepada diri kita sendiri tetapi hanya kepada Dia. “...Beban yang ditanggungkan atas kami adalah begitu besar dan begitu berat, sehingga kami telah putus asa juga akan hidup kami. Bahkan kami merasa, seolah-olah kami telah dijatuhi hukuman mati. Tetapi hal itu terjadi, supaya kami jangan menaruh kepercayaan pada diri kami sendiri, tetapi hanya kepada Allah yang membangkitkan orang-orang mati.”
2.       Agar  kita semakin mengenal Dia dan menjadi serupa denganNya. Filipi 3:10 mengatakan “Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematiaan-Nya.”
3.       Agar kita meresponiNya. Kita bisa sadar bahwa kita bisa saja ada dalam kehendak Tuhan saat kita menghadapi masalah  Tuhan bukan hanya ada bersama dengan kita pada saat baik tetapi pada saat tidak baik Tuhan juga ada bersama dengan kita

Di tengah badai murid-murid berteriak dengan panik, “Tuhan, tolonglah, kita binasa.”
Apa saja yang kita kerjakan dengan kepanikan, hasilnya tidak baik. Karena kalau kita panik maka kita tidak bisa fokus sama Tuhan tetapi kepada persoalan kita.

Ex: ada cerita saudara seorang ibu yang rumahnya kebakaran dia begitu panik lalu keluar dengan membawa bayinya ternyata setelah sampai keluar yg dibawa bukan bayi tetapi bandal guling bayi.

Dalam kitab Yeremia diceritakan karena kelaparan yang sangat hebat di Israel seorang ibu menyembelih anaknya dan memakannya

Kalau kita panik kita sangat mudah untuk menjadi takut dan kuatir dan akhirnya tidak bisa fokus sama Tuhan kita hanya fokus pada diri kita sendiri.

Yesus pada saat terjadi badai Yesus tertidur namun bukan berarti dia tidak peduli kita lihat di sini Yesus tetap tenang. Kalau kita tenang maka kita bisa fokus dengan Tuhan, kita bisa berdoa 1 Petrus 4:7 kesudahan segala sesuatu sudah dekat kuasailah dirimu dan jadilah tenang supaya kamu dapat berdoa.
Jadi kalau kita tenang maka kita dapat berdoa, kita dapat menguasai diri/tidak panik dan kita bisa fokus kepada Tuhan.

Ayat 26
Di tengah badai murid-murid berteriak dengan panik, “Tuhan, tolonglah, kita binasa.”

 Teriakan dan permintaan murid ini justru diresponi Yesus dengan suatu pertanyaan yang mengagetkan, “Mengapa kamu takut?” Coba tempatkan diri saudara pada posisi murid-murid, bukankah pertanyaan Tuhan ini begitu mengagetkan? Di tengah badai yang sangat besar bukankah respon wajar kita adalah takut? Pertanyaan Yesus membuat kita mengerti lebih dalam natur hidup kita sebagai manusia mudah untuk merasa takut ketika kita dalam kondisi yang tidak menentu.
Ex: Usahanya lagi goncang, pemasukannya kurang, di PHK, bangkrut dan tidak punya duit.  Tetapi jangan lupa bahwa Yesus ada di dalam perahu bersama dengan kita artinya sebagai manusia kita boleh merasa takut namun ketakutan kita itu jangan berlebihan karena itu bisa menutup mata kita untuk tidak bisa fokus sama Tuhan berusaha untuk tetap tenang.

Lalu Yesus juga menegur mereka sebagai kurang percaya.
Kurang percaya itu artinya bukan tidak punya iman mereka punya iman kepada Yesus karena sebelum mereka menyeberang sebelumnya mereka telah melihat banyak perkara yang luar biasa yang Tuhan Yesus adakan, mereka telah banyak melihat banyak mujizat dan mereka percya bahwa Yesus sanggup menolong mereka. Dan dengan membangunkan Yesus itu adalah tindakan iman mereka.
Kata kurang percaya di sini maksudnya iman mereka harus terus bertumbuh makin dalam mengenal jatidiri Yesus. kurang percaya artinya kita belajar betapa iman Kristen haruslah iman yang menerobos apa yang didiktekan dunia bagi kita, iman yang melampaui apapun yang manusia bisa pikirkan dan lakukan.

Dunia selalu berkata kamu tidak bisa, kamu akan bangkrut, miskin, tidak berdaya, Tuhan tidak perduli dsb. Dunia selalu membuat kita takut dan membuat iman kita tidak bisa maju. Kalau yang membangun kita bisa terima tetapi kalua tidak maka kita punya iman yang menerobos apa yang didiktekan oleh dunia.

 Ayat 27

Pengenalan saudara dengan Yesus juga ditentukan oleh hal ini. Bukan kata orang, Yesus itu baik. Bukan kata orang, Yesus itu memberikan berkat. Bukan kata orang, tapi saudara itu punya pengalaman sendiri, bahwa Yesus itu memberkati kita. Bahwa Yesus itu Tabib, bahwa Yesus itu Juruselamat. Saudara harus mengenal Dia, jangan seperti murid-murid. Bareng-bareng pergi, bareng-bareng di perahu, tapi belum tahu, siapa gerangan orang ini.
Jadi, kita harus kenal Yesus lebih dalam, karena tidak ada jalan yang membahagiakan kecuali hanya di dalam Yesus Kristus.



By : Pdm. Austin Riwu Manoe

Selasa, 15 November 2011

10 orang kusta

 kesepuluh orang kusta
 Lukas 17:11-19

Dalam perjalanannya ke Yerusalem Yesus menyusuri perbatasan Samaria dan Galilea, ketika Tuhan Yesus memasuki suatu desa datang sepuluh orang kusta menemui Tuhan Yesus


Perlu di ketahui orang yang berpenyakit kusta dalam kebiasaan orang Yahudi, dianggap memiliki penyakit yang kotor dan najis. maka sudah dapat diduga, mereka yang berpenyakit kusta dipinggirkan atau lebih jelasnya dikucilkan (diasingkan) dari masyarakat. Mereka dianggap sebagai orang-orang yang berdosa, mereka yang berpenyakit kusta mendapat tekanan dari masyarakat bahkan tidak mendapat tempat dalam masyarakat ketika itu. Mereka tidak memiliki keberpihakan apapun atau dari siapa pun. Orang-orang menderita sakit kusta benar-benar diperlakukan diskriminatif. Karena itu seorang penderita kusta dari zaman itu  mengalami penderitaan yang sangat kompleks, yaitu:
a. Penderitaan fisik karena sedikit demi sedikit anggota tubuh khususnya jari-jari kaki dan
    tangan dapat terlepas setiap saat tanpa mereka ketahui.
b. Mereka harus dikucilkan dari pergaulan masyarakat luas, sehingga kehilangan komunikasi   
    dan keakraban dengan orang-orang yang semula sangat dekat dan mengasihi diri mereka.
c. Kehilangan harapan dan masa depan yang cerah karena mereka merasa hidup mereka tidak
    lagi berguna, bahkan diri mereka dianggap najis. Ke mana mereka pergi mereka hanya boleh
    berteriak memberi tanda kepada orang-orang di sekitarnya: “najis, najis!”
d. Keadaan sakit mereka dianggap pula sebagai bentuk hukuman dan murka Allah.

Ketika melewati perbatasan Samaria dan Galilea itulah Yesus berjumpa dengan kesepuluh orang sakit kusta yang juga berasal dari dua daerah itu, paling tidak ada satu orang Samaria. Yang uniknya, biasanya orang Yahudi menganggap orang Samaria sebagai “orang najis”, tetapi penyakit tersebut membuat mereka semuanya “najis” menurut peraturan-peraturan agama, sehingga hilanglah perbedaan antara orang Yahudi dan orang Samaria dalam kelompok kesepuluh orang yang sakit kusta itu.

Pada zaman itu kesepuluh orang kusta tersebut tidak berani mendekat kepada Kristus dan para muridNya. Mereka hanya berdiri agak jauh karena hukum Taurat melarang mereka untuk bersentuhan dengan anggota masyarakat. Hukum Taurat di Im. 13:46 berkata: ”Selama ia kena penyakit itu, ia tetap najis; memang ia najis; ia harus tinggal terasing, di luar perkemahan itulah tempat kediamannya”.

Saudara-saudara yang terkasih, dalam penderitaan kesepuluh orang kusta itu kita melihat ketika mereka berjumpa dengan Tuhan ada harapan bagaimana dalam diri Tuhan melekat kasih setiaNya yang tak berkesudahan….

Orang lain boleh menolak kita, orang lain boleh tidak menghargai kita bahkan tidak memberikan tempat bagi kita mungkin kita hanyalah di anggap sebagai suatu beban dalam keluarga atau masyarakat, tetapi Tuhan tidak pernah menolak kita,… apapun keadaan kita baik kita ini adalah orang2 yang terhina, orang berdosa bahkan orang yang tidak di harapkan dalam lingkungan masyarakat namun Tuhan tetap menerima kita apa adanya… Dia Allah yang tidak pernah melihat latar belakang kita, masa lalu kita, keberadaan kita saat ini, asalkan kita mau datang dan berseru kepada Tuhan yesus maka mujizat itu akan terjadi, pertolongan itu akan kita terima yang tidak mungkin akan menjadi mungkin dan yang tidak ada akan menjadi ada.


Ada beberapa hal yang bisa kita dapat dari kisah sepuluh orang kusta yang di sembuhkan oleh Tuhan.

1.   Datang pada Tuhan (Lukas 17:11-13)
     
Dalam perjalanannya ke Yerusalem Yesus menyusuri perbatasan Samaria dan Galilea, ketika Tuhan Yesus memasuki suatu desa datang sepuluh orang kusta menemui  Tuhan Yesus dengan berdiri agak jauh dan berteriak Yesus, guru kasihanilah kami
     
      Ketika sepuluh orang kusta ini mengetahui Tuhan Yesus ada mereka datang kepada Tuhan dan mereka meminta belas kasihan Tuhan perhatikan dalam ayat yang ke 13 mereka berkata Yesus, guru kasihanilah kami, mereka tidak berkata Yesus guru sembuhkanlah kami artinya mereka datang merendahkan diri di hadapan Tuhan dengan memohon belas kasihan Tuhan dan Tuhan tahu apa yang mereka butuhkan yaitu kesembuhan.

      Datang kepada Tuhan adalah langkah yang tepat ketika kita menghadapi masalah, datang kepada Tuhan dengan merendahkan diri dihadapannya memohon belaskasihan Tuhan, jangan datang kepada Tuhan dengan kesombongan, jangan datang kepada Tuhan dengan sungut-sungut

     
Ex: Lukas 18:10-14  (kesombongan)
10  "Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai.
11  Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini;
12  aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku.
13  Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini.
14  Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."

      2 TAWARIK 7:14
      dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka.

Jadi, datang pada Tuhan adalah langkah awal untuk memperoleh mujizat, datang dengan merendahkan diri di hadapanNya, tidak dengan kesombongan apalagi dengan sungut2. Seandainya 10 orang kusta ini tidak datang kepada Tuhan tentu mereka tidak akan mengalami mujizat. Untuk memperoleh mujizat kita tidak boleh berdiam diri aja tetapi harus bergerak, tentunya bergerak ke arah Tuhan. Mencari wajah Tuhan. Orang yang berdiam diri tentunya tidak akan memperoleh apa2.

Datang kepada Tuhan itu membuktikan bahwa kita butuh Tuhan dalam hidup kita, orang yang tidak mau datang kepada Tuhan dia tidak perlu  Tuhan. Banyak orang ingin mengalami mujizat, ingin sembuh dari sakit penyakitnya tapi tidak mau datang kepada Tuhan.sehingga mereka tidak memperoleh apa2.

Wujud datang kepada Tuhan adalah dengan menyediakan waktu2 khusus secara pribadi dengan Tuhan, bangun mesbah doa dalam kehidupan kita, naikan puji2an karena Allah bersemayam di atas puji2an. Ketika Allah hadir maka ia akan menyatakan mujizatNya, Untuk itu mendekatlah kepada Allah maka ia akan mendekat dan menyatakan kuasaNya.
Bc. Yakobus 4:8


2.   Taat kepada firman Tuhan  (Lukas 17:14)

Pada bagian pertama kita sudah membahas bahwa datang kepada Tuhan adalah langkah awal untuk memperoleh mujizat. Ke 10 orang kusta ini datang kepada Tuhan Yesus karena mereka memiliki iman percaya bahwa Tuhan Yesus sanggup menyembuhkan penyakit mereka

Berita mengenai kuasa yang dimiliki Yesus begitu cepat menyebar secara luar (sms kalah cepat) berita ini membuat iman orang2 yang sedang dalam penderitaan menjadi bangkit, orang2 yang melihat sendiri bahkan yang mengalami mujizat itu menyaksikan bahwa ada kuasa yang luar biasa dalam diri Tuhan Yesus.

 Kesaksian  itu sangat penting karena dengan kesaksian kita maka itu akan menumbuhkan dan membangkitkan iman orang yang mendengarnya seperti 10 orang yang sakit kusta ini memiliki iman karena ia mendengar berita dan juga dari kesaksian orang2 yang melihat dan mengalami kesembuhkan itu. berita dan kesaksian inilah yang menumbuhkan imannya.

Bc Roma 10:17 iman timbul dari pendengaran dan pendengaran akan firman Tuhan


kita bisa membayangkan apa yang terjadi di perbatasan Samaria dan Galilea waktu itu! Yesus sedang naik daun. Orang banyak datang kepada Dia karena dikenal sebagai pribadi yang mampu menolong dan mau menolong.
Sengaja, saya tekankan mampu menolong dan mau menolong. Sebab mustahil mengharapkan pertolongan dari orang yang tidak memiliki kedua-duanya.
Ada yang mau menolong, namun tak mampu menolong. Meminta pertolongan dari dia, hanya akan membuatnya frustasi. Sebaliknya, ada yang mampu menolong, tetapi tak mau menolong. Meminta pertolongan dari dia, mungkin akan membuat Anda sakit hati.
Yesus beda. Dia memiliki keduanya: kemauan dan kemampuan. Tak heran, saat Yesus menyusuri perbatasan Samaria dan Galilea ada sepuluh penderita kusta datang menemui-Nya.

Mujizat itu terjadi karena kita taat melakukan firman Tuhan. tidak cukup dengan iman saja tetapi ada ketaatan untuk melakukan firman Tuhan karena iman tanpa perbuatan pada hekekatnya adalah mati.

ayat 14 di katakan ketika 10 orang kusta ini datang kepada Yesus berdiri agak jauh dan berteriak karena mereka sakit kusta tidak boleh berdekatan dengan orang sehat… Yesus guru kasihanilah kami dan Yesus tahu yang mereka butuhkan adalah kesembuhan… dan waktu itu yesus tidak berkata tahirlah kamu sembuhlah kamu tidak melainkan Yesus menyuruh mereka untuk menunjukkan diri mereka kepada Imam dan mereka taat, mereka tidak ada perdebatan dengan Yesus , mereka tidak mengomel apalagi bersungut2 mereka pergi melakukan perintah Yesus dan kita melihat di tengah jalan mereka mengalami kesembuhan
Mujizat itu terjadi karena kita taat melakukan firman Tuhan. tidak cukup dengan iman saja tetapi ada ketaatan untuk melakukan firman Tuhan 

ketaatan adalah refleksi iman kita kepada Tuhan. Ketaatan dan iman merupakan dua kata yang tidak dapat dipisahkan. Jika seseorang mengaku beriman pada Tuhan, maka ketaatan adalah buktinya. Seberapa besar ketaatan seseorang pada kehendak Tuhan, sebesar itu pulalah cerminan imannya kepada Tuhan. Karena itu, ketaatan membuktikan iman orang tersebut.

ketaatan adalah cara Tuhan memberikan berkat dan pemeliharaan-Nya pada kita. ada banyak orang yang tidak mengalami mujizat Tuhan karena mereka tidak taat melakukan firman Tuhan.


3.   Rahasia untuk tetap mendapat berkat adalah senantiasa mengucap syukur atas
      (Lukas 17:15-16)

      Ketika mereka mengalami sakit-penyakit yang sangat parah, mereka beramai-ramai datang kepada Yesus dan berteriak agar Dia menyembuhkan penyakit mereka. Mereka sadar bahwa Yesus berkuasa untuk menyembuhkan segala penyakit yang ada, oleh karena itu dengan penuh keyakinan mereka berseru dan meminta kepada Yesus agar penyakitnya disembuhkan.

      Tidak hanya itu saja, mereka juga mengikuti perintah yang diberikan oleh Yesus. dengan taat Mereka melangkah dengan iman dan percaya bahwa mereka pasti disembuhkan. ketika dalam perjalanan belum sampai kepada iman mereka semua sembuh Ternyata hanya satu dari sepuluh orang yang datang kembali kepada Yesus untuk berterimakasi dan memuliakan namaNya. Bahkan Yesus-pun heran dan bertanya kemana orang-orang yang lain yang telah disembuhkan tadi.

      saya yakin waktu di tengah jalan ketika mereka sembuh orang samaria  terjadi perdebatan dengan 9 orang yang sudah disembuhkan bersama2. orang samaria ini  mengajak Sembilan orang lain untuk berterima kasih dan mengucap syukur kepada Yesus tetapi 9 orang ini lebih memilih untuk meneruskan perjalanannya kepada imam.

      mengapa yang 9 orang ini bersikeras untuk menemui imam? karena dengan pembuktian dari imamlah, pengakuan dari imamlah  mereka dapat dinyatakan sembuh dari kusta. Imamlah yang berhak menentukan apakah mereka telah sembuh atau tidak. Jika mereka sembuh maka mereka akan di tahirkan dan diterima kembali dalam lingkungannya. bc imamat 14: 2-4

      dalam hal ini kita melihat bahwa ke 9 orang yang sakit kusta yang telah di sembuhkan ini lebih mementingkan mencari pengakuan imam dari pada datang kepada Yesus untuk mengucap syukur. artinya mereka lebih mementingkan mencari pengakuan dunia dari pada mengucap syukur.

      Saya mau katakan bahwa mujizat hanya menyembuhkan mereka dari tubuh yang sakit menjadi tubuh yang sehat tetapi tidak dapat merubah kehidupan mereka. mereka masih tetap pada kehidupan yang lama yaitu memfokuskan diri pada hal2 duniawi.

      Kita dapat melihat bahwa Tuhan telah menyiapkan berkat lainnya bagi mereka yang mau setia datang kepadaNya. Tidak hanya kesembuhan yang diterima satu orang yang kembali itu, tetapi dia juga menerima berkat lainnya yaitu berkat keselamatan yang dari Tuhan.

      Banyak orang yang ketika dalam masalah, mereka berbondong-bondong datang ke gereja, rajin beribadah, mengikuti setiap kegiatan doa dan acara apapun yang diadakan di gereja. Mereka beranggapan bahwa dengan cara itu mereka akan mendapatkan jawaban atas masalah yang mereka hadapi.

      Namun ketika mereka mengalami mujizat, pertolongan Tuhan ketika mereka merasa hidup mereka aman, mereka lupa untuk datang mengucap syukur artinya mereka tidak datang lagi kepada Tuhan untuk terus melayaninya,.mereka sudah jarang bahkan tidak pernah lagi datang kepada Tuhan baik itu datang dalam doa, datang dalam pujian datang dalam persekutuan

      sebelum mereka di jawab Tuhan, di tolong Tuhan mengalami mujizat mereka begitu giat mencari Tuhan rajin ke gereja, ikut ibadah, ikut kegiatan doa tetapi setelah mereka di tolong Tuhan mereka lupa untuk mengucap syukur


      Orang Kristen seperti ini benar mereka mengalami berkat mujizat tapi mereka tidak mendapatkan keselamatan dari Tuhan karena hidup mereka masih terfokus kepada hal2 duniawi.